Napak Tilas Jalan Jalan Antara Kaoer ( Kab. Kaur) – Kroe (Kab. Pesisir Barat) akhir abad 18 (1886)

Jalan Jalan disepanjang Pantai Barat Sumatera, Sumber KITLV Leiden Belanda
Spread the love
1,550 Views

Catatan ini berdasarkan tulisan OL Helfrich seorang pejabat Pemerintah Kolonial Belanda yang selesai ditulis pada tanggal 16 Desember 1886 di Benkoelen dalam bukunya “ Bijdrage Tot De Geograpische, Geologische En Ethnograpische Kennis der Afdeeling Kroe”

Kroe dari perbatasan Kauer sampai teluk belimbing, Dari Moeara Biha membentang sampai perbatasan afdeeling Toelang Bawang (Residen Lampoeng District). Kroe dengan bagian utara dengan Afdeeling Kauer dipisahkan oleh Wei-menoela, dan Selatan dengan Selat Sunda dan Barat dengan Samudra Hindia, batas timurnya, yaitu dengan Lampongsche Distrik, membentang dari Boekit-Sawah, Sekindjau ke puncak Soebahan-Allah, lalu ke Koeboe-Balaq dan dari sini ke puncak Poenggoer, sementara perbatasan timur laut dengan Residence Palembang menuju Gunung Besagi dan kemudian melintasi Gunung Seminoeng dan Poegoeng ke Barisan.

Garis pantai Kroe memiliki banyak sudut, kurva dan lubang masuk akibatnya menggeliat dan berkembang. Satu masuk, itu mengikuti garis pantai, dari batas afdeeling kroe ke afdeeling Kauer sampai dengan afdeeling Semangka, lalu satu menemukan berturut-turut terletak dari selatan ke utara marga marga di afdeeling kroe sebagai teluk, sebagai berikut :

1. Di Marga Poegoeng : Masuk wilayah Dusun tanjoeng Sakti ada Laboehan Ballak, di dusun wei batang, ada laboehan wei batang, juga ada Udjung Batoe Laka dan Pandan

2. Di marga Poegoeng-Tampak: Udjoeng Jangkal dan Doengkal; Tampak Laboean, membentang dari Oedjoeng Doengkal ke dekat Udjoeng Kota Karang, di mana berada doesoen Kuripan dan Negr’i ; Udjoeng Kota Karang dengan nama yang sama dengan dusunnya yaitu Kota Karang; Udjung Pamentjarang dekat dusun Batu-Radja

3. Di marga Wei-Sindi: Laboeahan Maroedang dan Tebakka, di seberang pulau Poelau-Pisang, Udjoeng Wei-Kroei dan Matu

4. di marga Wei-Sindi, Panggawa-Lima-Oeloe (Laiij), Panggawa Lima-Tengah, Panggawa-Lima-Ilir dan Pasar ‘Kroë: Laboean yang luas Kroë (Kroëbaai), membentang dari udjoeng Matu ke udjoeng Koridor Karang-Pinggang, yang melewati dusun dusun : Amboeli, olok pandan, Perpas, Radja basa, Negeri, penyaboengan, pedada, pasar kroe dan Serei

5. Di Pasar Kroe; udjoeng Karang Pinggang

6. Di marga Tenoembang; Oedjoeng Mendiri, Laboean Padang Manis dan Oedjeong Karang Tjanggoeng

7. Di Marga Ngamboer; Tandjoeng Karang Batoeng

8. Di Marga Ngaras; Tandjoeng Siging di dusun Sigging, dan Tandjoeng Ladangan

9. Di Marga Bengkoenat: Laboean Bengkoenat yang luas,membentang dari Tandjoeng Ladangan ke Udjoeng Bengkoenat

10. Di Marga Belimbing; oedjoeng wei haroe, laboehan wei haroe, Laboehan belimbing masuk wilayah dusun wei haroe, tandjoeng rata (tempat mercu suar)

Transportasi Darat

Jalan tranportasi darat afdeeling Kroe yang menghubungkan dengan Residen Palembang Dan Residen lampoeng dihubungkan jalan Pos besar (postweg), dan ada juga jalan pintas yang sudah cukup baik, ada juga jalan yang menghubungkan antar marga dan jalan jalan setapak (voetpaden). Jalan pos besar, lebar 2–2,5 m, membentang dari perbatasan dengan afdeeling Kauer ke Laboehan blimbing, dekat bangunan mercu suar ( Vlakken Hoek) sebagian besar di sepanjang pantai dan memiliki panjang 129 pal (193,5 km); Untuk jalan jalan saling menghubungkan antar marga juga cukup baik, ada juga jalan setapak di dusun dusun.

Jembatan dapat ditemukan di jalan pos besar di atas sungai; Wei-Ngison, Wei-Balau, Wei-Toewa, Wei-Sarai, Wei-Napal Dan Wei-Soelo, dan

Pada jalan pintas yang bagus di seberang; Wei-Kerbang, Wei-Toeroes, Wei-Mengoengoe, Wei-Samang, Wei-Kajoe-moeloe, Wei-Sinda Lapei,

Sementara untuk penyebrangan mengunakan rakit ditemukan diatas sungai; Wei-Menoela, Wei Magrei,; Wei-Tenoembang, Wei- Basohan, W e i – B i h a , Wei-Marang, Wei-Ngamboer, Wei-Temboelih, Wei-Menangga.

Dan ada juga jalan pintas dekat wei semangka, tepatnya di dusun Krang.

Layanan penyeberangan dilakukan orang orang dusun disekitar sungai sungai yang masih menggunakan rakit, dikelola oleh orang yang ditugaskan kepala kepala marga dan digaji.

Bersambung part selanjutnya……..tetep sehat terus, jaga kesehatan dimasa Pandemi COVID-19 ini….

(Cak Lun, Pencinta Sejarah Dan sangat mencintai sejarah)

Print Friendly, PDF & Email

Related posts