Makin masif nya penyebaran virus COVID-19, tampak kita perlu kilas balik dalam sejarah pandemi yang pernah mewabah di Nusantara dulu. Kasus Flu spanyol tahun 1918, yang merenggut hampir 15% dari populasi di beberapa daerah di Hindia Belanda.
Dan dalam catatan kali ini, akan disajikan wabah cacar 1800-an, dan ini pun tercatat Kroe/Krui sekarang menjadi Kabupaten Pesisir Barat juga terkena imbasnya.
Dan beberapa peristiwa yang tercatat di beberapa Koran berbahasa belanda tentang KROE :
Dalam catatan GENEESKUNDIG TIJDSCHRIFT VOOR NEDERLANSCH-INDIE. (JURNAL KESEHATAN HINDIA BELANDA) YANG TERBIT 1 JANUARI 1882, ditulis telah terjadi wabah cacar, untuk afdeeling Kroe, Benkoelen sebanyak 2493 orang dirawat dan 749 meninggal dunia.

Saat baru datang di tanah Djawa, John Crawfurd, dokter berkebangsaan Inggris pada tahun 1811, wabah cacar mengganas di Hindia Belanda (sebutan Indonesia waktu itu). Bahkan tingkat kematian waktu itu hingga 10-15 % dari populasi beberapa daerah di Hindia Belanda termasuk Kroe, waktu itu masih masuk wilayah keresidenan Bengkulu (afdeeling Benkoelen).
Seperti dikutip dari https://historia.id/sains/articles/upaya-memberantas-cacar-DbeG0; Usaha penanggulangan cacar pun sudah dilakukan sejak penyakit ini muncul. Sebelum vaksin ditemukan, variolasi jadi langkah medis pertama untuk pencegahan dan penanganan cacar. Variolasi dilakukan dengan menginfeksi pasien dengan virus cacar berkadar ringan. Tubuh pasien yang terpapar cacar ringan akan membangun antibodi yang menghindarkan pasien dari penyakit cacar parah yang mematikan.
Vaksin cacar yang ditemukan pada akhir abad ke-18, baru digunakan di Hindia Belanda pada awal abad ke-19. Vaksin cacar pertama tiba di Batavia pada Juni 1804 dengan diangkut kapal Elisabeth dari Pulau Isle de France. Sebelum sampai ke Batavia, vaksin ini dibawa dari pusat pengembangan vaksin di Jenewa, kemudian dikirim ke Baghdad dan Basra, lalu singgah ke India. Dari India, vaksin ini dibawa ke Isle de France lalu diteruskan ke Hindia.
Lantaran cepatnya virus cacar menyebar, pemerintah kolonial mengirim banyak dokter yang semua orang Belanda ke berbagai daerah. Namun jumlahnya tetap tak memadai, terlebih ditambah dengan banyaknya dokter yang enggan ke pelosok dan memilih menetap di kota. Para pribumi di kampung pun banyak yang meninggal akibat cacar.
Untuk menanganinya, pemerintah lalu mendirikan Sekolah Dokter Djawa di Batavia pada 1851. Pemerintah menanggung seluruh biaya pendidikan dengan masa studi 2 tahun dan 17 mata pelajaran yang disampaikan dengan bahasa Melayu itu. Para murid tinggal di asrama.
Sementara dalam Jurnal Kesehatan Hindia Belanda Yang terbit 1 Januari 1882, tercatat di Kroe akibat pandemi cacar ini, tercatat 2493 orang dirawat dan 749 meninggal dunia
9 Juli 1870
Java-Bode : Nieuws-Handels-En-Advertentie-Blad Voor Nederl-Indie, 9 Juli 1870 (Utusan Jawa: majalah berita, perdagangan, dan periklanan untuk Hindia Belanda 9 Juli 1870)
Disebutkan layanan pos dan paket selama 1870 Sumatera’s west kust :via Benkoelen, Engano-Telok Betong 25 Juli- 25 September- 25 November 1870 Batavia-Krui-Enggano-Bengkulu-Padang .
22 Mei 1880
Koran “De Locomotief ” Tertanggal 22 Mei 1880 memberitakan tentang penganugerahan Medali Emas dan Medali Perak atas Pengabdian Dan Loyalitas Kepada Pemerintah Hindia belanda waktu itu untuk beberapa Kepala Marga Di Benkoelen;
Untuk medali emas diberikan kepada : 1.Kaja Galar Pangeran Indra Pati Tjakra Negara,Hoofd der marga Liwa (Kepala Marga Liwa) (afdeelingKroë).
Medali Silver :1. Merasan,galar Pasirah Sicho Welanda, hoofd der marga Laïs (Afdeeling Lais)2. Octoel,galar Depati Tjap Kompani,hoofd der marga Anak-Pangi (afdeeling Seloemah)3. Amat galar Pangeran Perbo Ikoattan,hoofd der marga Goemai (afdeeling Mana en Pasoemah Celoe- Mama):4. Si Brani,galar Pangeran Radja Kesoemah,hoofd der marga Tetap (afdeeling Kauër);5. Si Djabat, galar Pangeran Radja Njietja,hoofd der marga Bandar(afdeeling Kauër):6. Djamaoedin, galar Radja Kapitan, hoofd der marga Poegoeng Tampak (afdeeling Kroë);7. Amal, galar Radja DiBoekit,hoofd der marga Soeko (afdeeling Kroë);8. Taakim,galar Datoe Soeka Kompani,hoofd van Poeloe Pisang (afdeeling Kroë).
De bronzen medaille :1. Lindi, galar Datoe Baginda Koenia Radja,hoofd der doeseon Soeko-Radja Loeboe Sahoeng, marga V. Kota,(afdeeling Mokko-Mokko)
27 Mei 1881
Berita Kriminal di Krui tahun 1881Putusan Sidang Pengadilan sengketa antara Sie Djalen dan aker Alie, tentang pencurian damar sebanyak 15 pikul, terdakwa Aker Alie…dan pemilik Damar Sie Djalen dari Wai Haru, Aker Alie dinyatakan bersalah divonis hukum penjara setahun dengan denda mengembalikan 12 pikul damar, dengan harga f 25 per pikul kalau tidak bisa diganti tambahan hukuman 90 hari lagi, Ditetapkan di Kroe, 27 Mei 1881…Demikian ditulis di Koran :Java-Bode, 18 Agustus 1881
Het Genot Van Eigen Nationale RechtbedeelingVonisvan de Rapat to Kroe dd 4 mei 1881 ( Woordelijk Vertaald)In de zaak van diefstal van damar van Sie Djalen,wonende te Laboehan Waij Haroe, gedurende den nacht van Dinsdag den twintigsten dag van Saaben1297, heeft de Rapat overwogen dat Aker Alie wonende op de pasee Kroë dien nacht van Laboehan Waij Haroe geweest is, en dat hij vier maanden later heeft ver voerd van Labue-han Waij Haroe 15 picol damar, waar van het niet dui-delijk is van waar ze kwamen. De Rapat heeft ver der over wogen dat Sie Djalen onder eede heeft verklaard, dat hij dien nacht niet minder dan 12 picol damar te Laboehan Waij Haroe heeft ver loren.De Rapat ver klaart Aker alie schuldig, omdat het niet duidelijkis van waar hij de damar had, en veroordeelt hem tot gevangenisstraf voor den tijd van een jaar,en tot teruggave van de prijs der 12 picol damar ad f25 per picol.Dus gezamentlijk moet hij betalen f 800 binnen den tijd van één maand, met bepaling dat indien hij niet betaalt,zijne goederen zullen ver kocht worden,zoo hij geene voldoende goederen heeft, hij te Kroë zal worden gegijzeld geduren de 90 dagen voor elke f24 die niet betaald zijn.Aldus gedaan te Kroë 27 Mei 1881.,Blijkens art.1 van staatsblad 1880 No.33 is di, vonnis van de rapat te Kroë niet aan revisie onder worpen. Aker Alie is een dergenen die het voorrecht nebben’ van in het genot hunner nationale regtsbedeeling te zijn verbleven.Kommeataren op dit vonnis zijn overbodig.Wij plaatsen het als eene bijdrage voor de vraag of het niet wenschelijks den Raad vanJ ustitie te Padang de revisie op te dragen van alle rappat vonnissen in Bencoelen, gelijk bij die nu reeds heeft van den Landraad al daaren van alle rappat vonsiseen in bet Gouvernement Sumatra’s Weskust.
1 Juni 1896
Belsuit Van 1 Januari 1896 No 6 Resindetie Benkoelen : tentang Gelar Pasirah/Datuk Dan Pakaian/seragam
1. Pasirah (marga)/datuk (pasar kroe dan pasar pulau pisang); gelar nya : Depati, Radja, Soetan, Seti, Pendito, Seri, Radin, Batin, Kapitan, Dalam, Gindo of Datoe
2. Pemangku Marga
3. Proatin (marga)/Pemangku (pasar kroe dan pasar pulau pisang)
4. Pemangku Dusun (marga)/Pasirah dusun(pasar kroe dan pasar pulau pisang)
Pakaiannya :
1. Pasirah/Datuk : baju celana putih, songkok yang dibalut sutra merah (datuk sutra biru) dengan tenunan benang emas, tongkat tangkai emas dam lambang Belanda, senjata, kancing emas (jikakalau tidak menjabat lagi harus dikembalikan)
2. Pemangku marga : baju celana putih, songkok dibalut sutra merah sebagian 6 cm dan tenunan benang emas 2 cm.
3. Proatin (marga)/Pemangku (pasar kroe dan pasar pulau pisang) baju celana putih, songkok dibalut sutra merah (Proatin), sutra biru (pemangku) 6 cm.
4. Pemangku Dusun(marga)/pasirah dusun(pasar kroe dan pasar pulau pisang) baju celana putih, songkok dibalut sutra merah (marga), sutra biru (pasar) 3 cm.
10 Mei 1901
Catatan Lembaran Negara Belanda 10 Mei 1901, Pelabuhan Kroe ditetapkan terbuka untuk perdagangan umum mulai tanggal 15 April 1901. (Netherlandsche Staats Courant, 10 Mei 1901)
MINISTERIE VAN KOLONIËN. De gewone audientie van den Minister van Koloniën zal op Vrijdag 10 Mei 1901 niet plaats hebbenDe Minister van Koloniën maakt bekend dat, bij ordonnantie van den Gouverneur-Generaal van Nederlandsch-Indië van 28 Maart 1901 , met ingang van 15 April 1901, de haven van Kroë, in de afdeeling Kroë der residentie Benkoelen , voor den algemeenen handel is opengesteld.
Menteri Koloni mengumumkan bahwa, atas perintah Gubernur Jenderal Hindia Belanda tanggal 28 Maret 1901, mulai tanggal 15 April 1901, pelabuhan Kroë, di bagian Kroë di kediaman Benkoelen, terbuka untuk perdagangan umum .
3 Mei 1926
Bandjir bij Kroe, 3 Mei 1926, Koran Bataviaasch ( Bataviaasch Niuewsblad) : Catatan : Aneeta HolandNaar Aneeta uit benkoelen verneemt, is aldaar een bericht uit kroe entvangen, meldende, dat er een storm gewoed beeft em een bandjir heeft plaats gehad in de marga laai, in de doesoen pekon balak sijn eenige huizen en de missigit i de rivier gestort. Er sijn sawah’s vernield en er is veel vee verdronken. Ook de niuwe hangbrug over de rivier is vernield en door de bandjir meegesleurd. Hoe groot de schade is, is niet bekend. Het verkeer is verbroken. De weg van kroe naar Niwa is tengevolge van aardschuivingen over een afstand van zeven kilometer vernield.
(Bandjir dekat Kroe, 3 Mei 1926, Koran Bataviaasch (Bataviaasch Niuewsblad) Ketika Aneeta (wartawan) masih benkoelen, sebuah pesan telah diterima di sana, melaporkan bahwa badai telah bermasalah dan bandjir telah terjadi di marga laai, beberapa rumah di dusun pekon balak dan missigit di sungai telah runtuh. Sawah dihancurkan dan banyak ternak tenggelam. Jembatan gantung baru di seberang sungai juga telah dihancurkan dan diseret oleh bandjir. Tingkat kerusakan tidak diketahui. Lalu lintas telah rusak. Jalan dari Kroe ke Niwa(liwa) telah hancur karena tanah longsor sejauh tujuh kilometer.
1 Juli 1933
Gempa Bumi di Krui 1933…Catatan Koran Belanda, 1 Juli 1933″Algemeen Handelsblad” halaman 14Krui separuhnya hancur, 1800 rumah rusak, korban meninggal dunia 401 jiwa, Dusun di lereng Pesagi hilang, waktu berita ini terbit 1 juli 1933, belum ada kabar dari dusun di Lombok..
(Kroè half verwoest. —Vierhonhonderd dooden.BENKOELEN, 1 Juli. Wij vernamen van een ooggetuige, dat Kroè half verwoest is. Er zijn hier vijf dooden en elf gewonden; onder de lachtoffers bevinden zich geen Europeanen. De soesons op de hellings van de Pasagi zijn geheel verdwenen door de aardstortingen. Van de doesoen Lombok is nog geen bericht binnen gekomen.In totaal zijn in de onderafdeeling Kroè 1800 huizen ingestort. Er zijn in deze afdeeling 401 dooden.)
3 Juli 1933
Catatan Koran ; Delftsche courant (3 Juli 1933) tentang detail korban gempa bumi di krui tahun 1933)Koloniën.De aardbeving in Zuid-Sumatra.In Kroë 401 dooden, 132 gewonden en 1864 vernielde huizen.Aneta-Holland meldt:Het departement van Koloniën ontving gisteren van den gouverneur-generaal van Ned.-Indië het volgend telegram: Resident Benkoelen seint 30 Juni: „Ben heden aangekomen Kroë. Aantal dooden als volgt: Margas Soekau 35, Batoeberak 35, Kembahang 27, Liwa 171, Kenali 91, Soewoh 22, Poegoengmelaja Pegoengpenengahan 3, goenoengbemala 3, Pedada 2, Wasindi 6, Chineezen 5, totaal 401.Voorloopig bekend zwaar en lichtgewonden Margas Liwa 86, kembahang 13, Waysindi 23, Rassa Kroë 10. Ingestort dan wel onbewoonbaarbeschadigde huizen Margas Soekau 403, Batoeberak 250, Kembahang 92, Liwa 741, Kenali 124,Soewoh 42, goenoengkemala 79, andere Pesisimargas te zamen 60, Pasar Kroë 73, waaronder nagenoeg alle steenen gebouwen, woning gezaghebber, gevangenis, totaal 1864.”
(Koloni.Gempa bumi di Sumatera Selatan. Di Kroë 401 terbunuh, 132 terluka dan 1864 menghancurkan rumah. Aneta-Holland melaporkan:Departemen Koloni menerima kemarin dari Gubernur JendralHindia Belanda Hindia telegram berikut: Residen Benkoelen memberi sinyal 30 Juni:”Telah tiba hari ini Kroë. Jumlahmeninggal dunia sebagai berikut: Margas Soekau 35, Batoeberak 35, Kembahang 27, Liwa 171, Kenaldi 91, Soewoh 22, Poegoeng melaja Pegoeng penengahan 3, Goenoengkemala 3, Pedada 2, Wai sindi 6, Chinese 5, total 401.Dikenal karena saat ini sedang mengalami cedera berat dan sedikitMargas Liwa 86, Kembahang 13, Waysindi 23, Rassa Kroë 10. Runtuh atau rumah yang tidak bisa dihuni yang rusakMargas Soekau 403, Batoeberak 250, Kembahang 92, Liwa 741, Kenali 124, Soewoh 42, Goenoengkemala 79, lainnya marga marga di pesisir 60, Pasar Kroë 73, termasuk hampir semua bangunan bata,rumah letna belanda, penjara, total 1864. “)
11 Juli 1933
Dilaporkan Aneta Holand (wartawan/agensi news yang kayaknya liputan lampung, benkoelen, karena sering nulis berbagai kejadian di Kroe, khususnya) untuk De Telegraph 11 Juli 1933, telah terjadi hujan Abu di Kroe, akibat proses erupsi Gunung Beliran perbatasan Kroe -Kota Agung…Bahkan di Batu Brak dilaporkan keluar api dari arah suwoh….(mungkin erupsi gunung beliran ini ekses yang mengakibatkan gempa yang menelan 401 jiwa di bulan juni 1933)
22 Agustus 1934
Sejak 1800 akhir Pasar Kroe/Krui menjadi ibukota afdeeling Kroe hingga 1934, maka sejak 22 Agustus 1934 seperti ditulis di Koran Het Niuews Van De Dag : 22 Agustus 1934 , Kepala Onderafdelling Kroe pindah ke Liwa dan Kroe dari afdeeling menjadi onderafdeeling, tidak dijelaskan apa yang jadi masalahnya…Onder-afdeëlingKroë. Liwa de Hoofdplaats, Een officieel bericht meldt, datmetwij-ziging van de administratieve indeeling van hetgewest Benkoelen bepaaldis, datdestand plaats van den onderafdeelings-chef van Kroë in liwa.Onder-Afdeeling Kroë. Liwa de Hoofdplaats, Pesan resmi, bahwa perubahan pembagian administrasi wilayah Benkoelen menentukan bahwa posisi kepala subdivisi Kroë di liwa.Kroe (Krui) sejak akhir tahun 1800 sudah menjadi Kabupaten, kalau istilah kolonial adalah afdeeling, meski di tahun 1934, pusat administrasinya pindah ke Liwa, tapi tetep dengan nama Kroe (meski dari afdeeling menjadi onderafdeeling (kewedanaan).
sumber :
https://historia.id/sains/articles/upaya-memberantas-cacar-DbeG0
Can anyone in a position to recommend good Token Object Reading B2B Database? Thank you 🙂
Can someone recommend Sexy Womens Robes and Kimonos? Thanks xox
can i take sol cbd vape oil