TABIK PUN
Apa kabar semuanya …..
Semoga selalu sehat dan bahagia serta dalam lindungan yang maha kuasa…amin, Masih dalam proses tahapan pada pernikahan adat Lampung Pesisir Krui ya geeeessss… kali ini kita akan membahasa langkah lanjutan mendekati hari H setelah “nyani kubu jinjongan” pada #part 6, selanjutnya kita akan mengulas tentang “negak kelasa daleh ngelimpok”
*
“negak kelasa daleh nyelimpok” ini dalam Bahasa Indonesia “negak kelassa” bisa diartikan sebagai : membuat tenda di depan rumah sahibul hajat dan dirumah tetangga terdekat, sementara “nyelimpok “ berarti mebuat kue khas yang di bungkus daun pisang atau daun “rillek” (duuhh….untuk jenis daun satu ini, saya tidak menemukan padanan dalam bahasa indonesianya…maafkanlah..yang jelas bentuk dan motif daunnya nyaris menyerupai daun kunyit, biasanya tumbuh di hutan di bawah pepohonan rindang seperti di bawah repong damar dan buah duku atau duren), bungkusan daun ini merupakan sumbangsih muli meranai dalam acara “ngebulung” yang pernah di bahas pada #part 5 “himpun muli meranai”.
**
Pada pelaksanaannya “negak kelassa” nyaris sama dengan pembuatan “kubu jinjongan” bedanya hanya terletak pada letak tenda dan fungsinya saja. “kelasa” dibuat di depan rumah dan berfungsi sebagai naungan bagi para sanak saudara nyaris dalam semua aktifitas pelaksanaan acara, mulai dari penerimaan tamu, tempat makan minum,penerimaan “sesuduk” (akan di bahas pada pada #part berikutnya) dan lain-lain.
**
“negak kelassa “ sendiri biasanya dilaksanakan dua hari menjelanh hari H berbarangan dengan ibu-ibu “nyelimpok” .

Nyelimpok sendiri merupakan sebuah aktifitas bersama dalam pembuatan kue tradisional berbungkus daun pisang atau rillek, yang dikerjakan oleh para ibu-ibu yang datang membantu. Selimpok yang dibuat juga berbagai macam, tergantung ketersediaan bahan yang disiapkan oleh pihak sahibul hajat, bisa berupa : salimpok bungking (kue yang terdiri dari olahan beras ketan, parutan kelapa, pisang matang dan gula), selimpok apam (terdiri dari olahan tepung beras, terigu, ragi, gula dsb),selimpok sundai (terdiri dari olahan tepung beras,pisang dan santan kelapa), nantinya selimpok ini akan menjadi salah satu suguhan bagi sanak saudara yang hadir serta, akan menjadi salah satu buah tangan yang di bawa pulang bagi saudara dan kerabat yang datang, atau dalam masyarakat lebih dikenal dengan istilah “penguloh Pan”
Hhmmm…seru kaan rangkaian acara dalam pernikahan adat Lampung Pesisir Krui, meski sedikit ribet dan prosesnya lama, tapi yakinlah ini hal yang asik dan unik untuk kita jaga dan lestarikan.
Sooo…jangan bosan yaa…baca terus lanjutannya….
Salam sayang dari mami
Tabik