Tabik Pun
Apa kabar semuanya …..
Semoga selalu sehat dan bahagia serta dalam lindungan yang maha kuasa…amin
Masih tetap semangat kan geeesss…, mengikuti proses tahapan pada pernikahan adat Lampung Pesisir Krui nya , kali ini kita akan membahasa langkah lanjutan menjelang hari H, setelah “kebayan Nyumbah” pada #part 9 sebelumnya…..yuuukkkk lanjuuttt….kali ini kita akan membahas tentang “BUDIKKER”

BUDIKKER sendiri bisa diartikan sebagai kumpulan beberapa orang yang bermain membunyikan tetabuhan dengan ritme tertentu serta menghasilkan bunyi keras dan berirama serentak, diiringi dengan lantunan lagu yang diambil dari kitab suci . Sementara media tetabuhan nya sendiri berupa sejenis rebana/gendang dengan ukuran lebih kecil, terbuat dari kulit kambing di ikat dengan tali “hui” ( rotan: dalam bahasa Indonesia) di atas linggakaran kayu (biasanya menggunakan kayu dari pohon nangka), sehingga ringan untuk di tabuh, dengan tangan kiri berfungsi sebagai pembawa alat dan tangan kanan berfungsi sebagai penabuh.
BUDIKKER dalam tradisi pernikahan adat Lampung Pesisir Krui, biasanya dilaksanakan dan dilakukan oleh para orang tua (lelaki), pada malam hari mulai dari tiga hari menjelang hari H sampai malam hari H itu sendiri (tergantung permintaan sahibul hajat) yang bertujuan untuk memberikan hiburan bagi sahibul hajat dan para kerabat serta undangan yang hadir. Di beberapa tempat, BUDIKKER juga dilakukan oleh para ibu-ibu, biasanya dilaksanakan ketika hari masih belum terlalu malam ( selepas sholat isa) kemudian baru dilanjutkan oleh para bapak-bapak hingga dini hari, tergantung dari kesanggupan mereka bermain.
**
Akan tetapi, saat ini budikker identik dan hanya diminati oleh para orang tua saja, sangat jarang para pemuda yang menunjukkan minat untuk meneruskan tradisi turun temurun ini, kalau pun ada bisa dihitung dengan jari, hal ini patut disayangkan, mengingat budikker merupakan warisan budaya yang patut untuk kita lestarikan sehingga bisa tetap kita nikmati hingga nanti.
Kedepannya, saya memiliki harapan yang besar, agar budaya dan tradisi yang sudah mengakar di masyarakat Pesisir Barat Krui ini tetap terjaga dan lestari……semoga.
Salam sayang dari mami
Tabik