PART 12 # NYAMBUT KEBAYAN

Spread the love
662 Views

Tabik Pun

Sekeji bakni keti
(dulu milik kalian)
Tano radu basekam
(sekarang telah menjadi milik kami)
Iwa kuruk lom bubu
(ikan yang sudah masuk ke dalam bubu)
Dacok kuruk mak dacok luar lagi
(bisa masuk tidak bisa keluar lagi)

Apa kabar semuanya …..
Semoga selalu sehat dan bahagia serta dalam lindungan yang maha kuasa…amin
Masih dalam proses tahapan pada pernikahan adat Lampung Pesisir Krui ya geeeessss… kali ini kita akan membahasa langkah lanjutan setelah “NGEHARRAK KEBAYAN“ pada #part sebelumnya yakni “NYAMBUT KEBAYAN”

“nyambut kebayan” secara harfiah berarti : menyambut pengantin, terdiri dari dua suku kata, yakni “nyambut” berasal dari kata “menyambut” dan “kebayan” yang berarti pengantin.

Dalam tradisi pernikahan adat Lampung Pesisir Krui, “nyambut kebayan” tidak sesederhana yang dibayangkan banyak orang, karena pada saat “nyambut kebayan” inilah merupakan langkah pertama dan pintu masuk bagi pengantin prempuan (menantu) ke dalam keluarga barunya.

Koleksi Samsu

Ritul “nyambut kebayan” ini berlaku bagi penganti perempuan yang tiba di kediaman pengantin lelaki ya geeess…tidak berlaku kebalikan.

Setelah rombongan “ngeharrak kebayan” sampai di muka pintu rumah pengantin, dan setelah ada aba-aba dari tuan rumah mempersilahkan rombongan untuk mendekati pintu (biasanya diiringi dengan ucapan : maju keti kuwari), rombongan disambut oleh ibu pengantin lelaki serta keluarga dan handai taulan di depan pintu, kemudian pengantin perempuan dipersilakan duduk di kursi yang sudah disediakan di damping pengantin lelaki . tempat duduk penganti perempuan tersebut, berupa sebuah kursi kayu/plastik serta di atasnya telah dilapisi kain panjang, sementara di bawah kursinya sendiri dilapisi tikar pandan, sebagai tempat duduk pengantin perempuan sebelum memasuku pintu rumah.

Setelah pengantin perempuan duduk, seorang muli dengan memakai “sinjang” (kain sarung khas lampung) memayungi sang pengantin dengan selendang, sebagai wadah untuk prosesi penyiraman air di kepala pengantin perempuan oleh ibu mertua (ibu pengantin lelaki).

Oia gesss…air yang digunakan untuk menyiram ini, berupa air biasa yang di letakkan dalam wadah berupa kendi atau teko beling yang di beri “bunga tuttor dan bunga sesuang/bunga tetambun “ ( nama bunga dalam bahasa Lampung Pesisir Krui, saya tidak mengerti padanan dan sebuatan lainnya dalam bahasa indonesia….mohon maafkanlah)

Sang ibu mertua, sambil meyiramkan air di kepala pengantin perempuan (menantunya) akan berpantun dan berbahasa, sebagai ucapan penyambutan terhadap kehadiran sang menantu :

Sekeji bakni keti
(dulu milik kalian)
Tano radu basekam
(sekarang telah menjadi milik kami)
Iwa kuruk lom bubu
(ikan yang sudah masuk ke dalam bubu)
Dacok kuruk mak dacok luar lagi
(bisa masuk tidak bisa keluar lagi)

Perkataan yang di ucapkan sang ibu mertua, mengandung falsafah, tentang posisi sang menantu di dalam keluarga barunya mulai saat ini. Setelah ritual penyiraman selesai, sang menantu di bimbing berdiri dan memasuki rumah oleh sang mertua, dengan langkah pertama, posisi kaki kanan sang ibu mertua menginjak jempol kaki kiri sang mantu, hal ini merupakan simbol, dengan harapan kelak sang menantu akan setia dan mengabdi dengan sepenuh jiwa kepada keluarga barunya.

Hhmmm…panjang yaa prosesnya…tapi seru dan unik kok, tradisi turun temurun yang masih tetap terjaga dan lestari hingga kini…penasarankan ??? ayooo ke Krui…tapi setelah pandemi berlalu yaa.
Saat ini langkah terbaik kita membantu pemerintah dalam memutus mata rantai penyebaran covit 19, dengan tetap#dirumahaja.

Salam sayang dari mami
Tabik

Print Friendly, PDF & Email

Related Posts

“PEDANDANAN ADAT KRUI”

Spread the love

Spread the love 70 Views “PEDANDANAN ADAT KRUI” Pedandanan adat Krui merupakan hiasan yang dipasang dan dipakai di dalam maupun di luar rumah adat Krui pada semua…

Print Friendly, PDF & Email

“Tradisi daduwai dalam prosesi pernikahan adat Lampung”

Spread the love

Spread the love 215 Views Tradisi adat budaya yang telah ada harus tetap dijaga dan dikembangkan agar tidakhilang dengan sendirinya. Salah satu budaya daerah yang hampir hilang…

Print Friendly, PDF & Email

Tradisi “mekhur junjung/kegakhau” dalam prosesi pernikahan adat Lampung

Spread the love

Spread the love 189 Views Tradisi “mekhur junjung/kegakhau” dalam prosesi pernikahan adat Lampung Masyarakat Lampung termasuk kelompok masyarakat yang masih memegang teguh tradisi dalam melaksanakan upacara pernikahan…

Print Friendly, PDF & Email

Prosesi Pengukuhan  Pemapah Raja Marga Tenumbang

Spread the love

Spread the love 168 Views Prosesi pengukuhan  pemapah raja marga Tenumbang Prosesi pengukuhan Raja Pemapah Marga Tenumbang dan pengukuhan lamban batu di kediaman  bapak  illarudin di pekon…

Print Friendly, PDF & Email

“Tradisi Hadrah pada masyarakat Krui”

Spread the love

Spread the love 132 Views “Tradisi Hadrah pada masyarakat Krui” Pada awalnya kesenian Hadrah ini hanya digunakan pada orang-orang tertentu atau keluarga keturunan sai Bathin penyumbang adat…

Print Friendly, PDF & Email

“Sesaminan”

Spread the love

Spread the love 178 Views HaloooAssalamualaikum warahmatullahi wa barakatuhApakabar semuanyaSomoga selalu sehat dan dalam lindungan sang pencipta. Kali ini tim jelajah Krui akan membahas tentang salah satu…

Print Friendly, PDF & Email