“PATIK LUCUK JALANG MAK DACOK”
Tabik pun
Hallooo apa kabar semuanya…..semoga tetap sehat dan semangat ya, meskipun saat ini pemerintah sudah mulai memberlakukan “new normal” jangan lupa untuk mematuhi ketentuan dan persyaratan yang ditetapkan ya gesss…demi keamanan, kenyamanan dan kesehatan kita bersama.
Yuukk ahhh…di rubrik kali ini kita belajar menggunakan istilah-istilah maupun pribahasa yang banyak di gunakan oleh masyarakat Lampung Pesisir Krui dalam kehidupan sehari-hari mereka serta pengertiannya, mereka biasa menyebutnya dengan : KELLITAH
KELLITAH sendiri, jika diterjemahkan dalam Bahasa Indonesia, bisa berarti istilah atau kata lain, bisa juga sebagai prumpamaan dan pribahasa, tergantung dari jenis dan banyaknya, serta penggunaan kalimat yang di pakai dalam pengucapan dan tentu saja memiliki nilai serta makna tersirat yang berhubungan dangan sikap dan prilaku manusia.
Berikut ini beberapa KELLITAH dan pengertiannya, yang umum digunakan didalam kehidupan sehari-hari para warga Negri Para Sai Bathin dan Ulama :
- Patik lucuk, jalang mak dacok
Yang jika diterjemahkan perkalimat dalam Bahasa Indonesia kalimat tersebut berarti : “peliharaan lepas, yang liar tidak bisa ditangkap/dipegang”. KELLITAH satu ini bisa digunakan untuk mengungkapkan keadaan dimana sesuatu yang sudah ada dalam genggaman dilepaskan begitu saja, hanya untuk meraih yang belum pasti keberadaannya.
- Kekarek suwa tannoh
KELLITAH diatas biasa digunakan sebagai ungkapan keakrapan dan kedekataan seseorang terhadap orang lain, hingga mengetahui dan mengerti luar dalam tentang orang tersebut. Dalam bahas lampung “kekarek “ sendiri merupakan sejenis getah dari pohon sejenis beringin, sementara “suwa tannoh” berarti dicampur tannah. (kebayang donk gimana lengketnya getah bercampur tanah…tak terpisah)
- Kambas kudan (dipukuk kapan gayah)
KELLITAH satu ini terdiri dari dua kalimat, yakni “kambas” merupakan sejenis tanaman rambat berdaun kecil dan hijau, menyerupai tanaman pare, yang mudah tumbuh tanpa perawatan khusus, bisa dijadikan sayuran dengan sedikit rasa pahit, tanaman ini biasanya banyak dijumpai di belakang rumah-rumah penduduk (belakang, dalam bahasa Lampung Pesisir berarti “kudan). “KELLITAH” ini muncul, karena kebanyakan masyarakat baru mengambil “kambas” sebagai sayuran jika sudah kepepet tidak ada bahan sayuran lagi untuk dimasak .
Naa…kelitah satu ini pas banget dijadikan perumpamaan kepada mereka yang baik atau mendekati seseorang ketika ada maunya dan butuh saja, dalam kata lain Kellitah satu ini juga merupakan ungkapan kepada seseorang atau barang/benda yang di manfaatkan/diambil/didekati ketika tidak ada pilihan lain.
Gimana..serukan belajar tentang “KELLITAH” dalam keseharian masyarakat Lampung Pesisir Krui….ikuti terus lanjutannya yaaa, kalo perlu dikasih kritik, masukan dan saran….silahkan.
Salam sayang dari mami
Tabik