Tabik pun Halloooo semuanya….selamat beraktifitas kembali…Jangan lupa tetap kenakan masker dan jaga jarak aman serta hindari kerumunan ya gesss….Semoga kita semua slalu dalam lindungan dan keberkahan sang pencipta, tetap sehat tetap semangat tetap berkarya dan berguna, meskipun saat ini pemerintah sudah mulai memberlakukan “new normal” dan pembukaan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) untuk beberapa wilayah, jangan lupa untuk tetap mematuhi ketentuan dan persyaratan yang telah ditetapkan sesuai dengan standar protokol penanganan covid-19 karena sesungguhnya pandemi ini belum berakhir.
masih membahas tentang lanjutan “kellitah” Dalam kehidupan masyarakat Pesisir Barat Krui, penggunaan kellitah-kellitah ini sering kita jumpai, terutama dalam penggambaran situasi kondisi / keadaan seseorang kepada orang lain baik personal maupun umum.
“kellitah” sendiri merupakan istilah atau pribahasa dan perumpamaan dalam bahasa Lampung yang banyak digunakan dan dipakai dalam kehidupan sehari-hari warga Pesisir Barat Krui.
Yuuukkk…lanjut..ini dia : “SELUWANG SEGAGA HER’RAK ”

**
Kelittah “seluwang segaga her’rak” ini merupakan perumpamaan dan pribahasa yang biasa digunakan untuk menggambarkan kondisi sosial masyarakat/kelompok maupun individu, terhadap suatu masalah yang mudah sekali terpancing dan terprovokasi untuk berkumpul memperebutkan sesuatu hal yang dikondisikan dengan sengaja.
Kllitah satu ini terdiri dari tiga suku kata dasar dalam bahasa Lampung, yakni :
- Seluang : nama lain dari jenis ikan air tawar dengan ukuran kecil dengan bentuk badan yang pipih dan kulit yang sedikit mengkilat, yang banyak hidup di rawa-rawa maupun sungai, yang memiliki sifat suka berkumpul dan berpindah tempat secara bergerombol dan bersamaan.
- Segaga : dalam bahasa Indonesia berarti : rebutan/berebut /memperebutkan sesuatu hal/barang
- Her’rak : dalam bahasa Indonesia, berarti : dahak (lendir dari mulut yang biasa keluar ketika batuk)
Kelittah “seluwang segaga her’rak” jika di terjemahkan secara keseluruhan dari arti perkalimat, bisa digambarkan sebagai perumpamaan, tentang kondisi masyarakat/kelompok tertentu, yang akan berebut berkumpul dengan sendirinya jika dilihat dan dinilai ada keuntungan yang bisa diambil, meskipun itu sesuatu yang kecil harga/nilainya dan tidak seberapa jumlahnya, seumpama ikan seluang yang berkumpul, bergerombol dan berebutan memakan dahak yang di buang orang disungai, tanpa tau bahwa dahak tersebut merupakan kotoran yang tidak bernilai.
(Hmmm….kellitah satu ini jangan ditiru ya gesss, setidaknya kita mesti tau dan sedikit berhati-hati kalau akan ikut memperebutkan sesuatu)
Gimana ? asiik kan pribahasa-pribahas yang ada di Pesisir Barat krui untuk dipelajari lebih lanjut…sooo, jangan lupa ikuti trus #part berikutnya yaa…sampai jumpa.
Salam sayang dari mami
tabik