Tabik pun
Halloooo semuanya….selamat beraktifitas kembali…
Meskipun saat ini pemerintah sudah mulai memberlakukan “new normal” dan pembukaan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) untuk beberapa wilayah, jangan lupa untuk tetap mematuhi ketentuan dan persyaratan yang telah ditetapkan sesuai dengan standar protokol penanganan covid-19 ya gesss, demi kesehatan kita semua.
Masih membahas tentang “kellitah” Dalam kehidupan masyarakat Pesisir Barat Krui, penggunaan kellitah-kellitah ini sering kita jumpai, terutama dalam penggambaran situasi kondisi / keadaan seseorang kepada orang lain baik personal maupun umum.
“kellitah” sendiri merupakan istilah atau pribahasa dan perumpamaan dalam bahasa Lampung yang banyak digunakan dan dipakai dalam kehidupan sehari-hari warga Pesisir Barat Krui.
Lanjut yuuuukk ….ini dia : “MULANG MIT PUNTUT LIPIT, ILMU TULOH DI GURU ”
**
Kelittah “MULANG MIT PUNTUT LIPIT, ILMU TULOH DI GURU ” ini merupakan perumpamaan yang menggambarkan kondisi seseorang yang dalam belajar dan menimba ilmu pengetahuan, tapi tidak memiliki/menghasilkan manfaat/ tidak berhasil / sia-sia , hanya menghabiskan waktu, tenaga serta dana saja, dan pada akhirnya lmu pengetahun tersebut tetap menjadi milik sang guru.

kllitah satu ini terdiri dari dari dua kalimat dengan tujuh suku kata dasar dan satu kata sambung dalam bahasa Lampung. Untuk kalimat pertama yang berbunyi “mulang mit puntut lipit” terdiri dari empat suku kata, yakni :
Mulang, yang dalam bahasa indonesia berarti “pulang”
Mit, yang berarti “pergi”
Puntut, nama lain dari “pantat”
Lipit, memiliki arti : penyet/tepos/menipis
Dalam kellitah “mulang mit puntut lipit” memiliki pengertian dan pengambaran tentang seseorang/banyak orang yang melakukan aktifitas pulang pergi/bolak balik untuk belajar/mempelajari sesuatu, tiada henti sampai membuat pantat tepos /menipis (karena keseringan duduk dalam menerima pelajaran yang diberikan guru)

Pada Kalimat kedua yang berbunyi “ilmu tuloh di guru” terdiri dari tiga suku kata dasar dan satu kata sambungan (di), yakni :
Ilmu, memiliki pengertian yang sama dalam Bahasa Indonesia (ajaran/pelajaran/sesuatu yang diajarkan kepada orang lain baik secara individu maupun kelompok, terkait suatu pengetahuan)
Tuloh, dalam bahasa Indonesia memiliki arti : kembali ke asal
Guru, seseorang yang berprofesi sebagai pendidik/ seseorang yang memiliki pengetahuan serta pengalaman dan mengajarkannya kepada orang lain.
Pada kellitah ini, memiliki arti : ilmu yang telah diberikan/diajarkan kepada murid, kembali lagi ke guru tersebut (hal ini dikarenakan faktor si murid itu sendiri yang tidak bisa menangkap, meyerap dan mengamalkan ilmu tersebut)
“kellitah” satu ini banyak kita temukan dalam kehidupan saat ini, banyak sekali siswa/mahasiswa/kaum terpelajar yang menghabiskan dan menyia-nyiakan waktu, tenaga dan dana disekolah maupun kampus-kampus besar, tapi tidak menghasilkan apa-apa, hanya formalitas dan status sosial sebagai pelajar saja, tapi ilmu pengetahuan yang dimiliki tidak ada, hanya sebatas mengejar gelar dan izazah.
Jangan sampai seperti kellitah satu ini ya gesss…kita tetap harus belajar dengan rajin dan tekun untuk memperoleh ilmu pengetahun serta bisa mengamalkannya untuk kepentingan dan kebaikan banyak orang maupun lingkungan sekitar kita.
Salam sayang dari mami
tabik