“kellitah” #part 13
Tabik pun
Halloooo semuanya….selamat beraktifitas kembali…
Meskipun saat ini pemerintah sudah mulai memberlakukan “new normal” dan pembukaan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) untuk beberapa wilayah, jangan lupa untuk tetap mematuhi ketentuan dan persyaratan yang telah ditetapkan sesuai dengan standar protokol penanganan covid-19 ya gesss, demi kesehatan kita semua, tetap kenakan masker ketika berada di luar rumah.
Masih membahas tentang lanjutan “kellitah” dalam kehidupan masyarakat Pesisir Barat Krui, penggunaan kellitah-kellitah ini sering kita jumpai, terutama dalam penggambaran situasi kondisi / keadaan seseorang kepada orang lain baik personal maupun umum.
“kellitah” sendiri merupakan istilah atau pribahasa dan perumpamaan dalam bahasa Lampung yang banyak digunakan dan dipakai dalam kehidupan sehari-hari warga Pesisir Barat Krui.
Lanjut yuuuukk ….ini dia kelittah berikutnya : “KERCICI PENGGETASAN ”
**
Kelittah “KERCICI PENGGETASAN” ini merupakan perumpamaan yang dilambangkan atau ditujukan kepada seseorang/kelompok orang/kelompok sosial yang suka sibuk sendiri serta riuh dalam melakukan sesuatu, baik dalam hal yang berhubungan dengan pekerjaan maupun yang berhubungan dengan kehidupan sehari-hari, tapi tidak memperoleh apa-apa/tidak mendapatkan bagian apapun juga terutama yang berkaitan dengan finansial maupun jasa atas apa yang sudah dilakukan. Dalam kelittah Lampung, “KERCICI PENGGETASAN “ ini juga sering di barengi dengan kalimat “TURUK IRRUH MAK MAJUH”
**
Kelittah “KERCICI PENGGETASAN” terdiri dari satu kalimat dengan dua suku kata dasar dalam bahas Lampungr, yakni :
- Kercici, merupakan sebutan dalam bahasa Daerah Lampung Pesisir Krui, untuk jenis burung kecil, bentuknya menyerupai burung gereja dan branjangan, dengan suara yang riuh dan lumayan lama, serta hidup bergerombol/berkelompok, biasanya tinggal di area persawahan, semak belukar maupun rawa-rawa yang dekat dengan sumber air. (untuk jenis burung ini, saya tidak tau dalam Bahasa Indonesia dan bahasa latinnya apa..mafkanlah)
- Penggetasa : dalam bahasa Indonesia berarti : musim panen padi
Sementara untuk kalimat penyerta “TURUK IRRUH MAK MAJUH “ terdiri dari tiga kata dasar serta satu kata tambahan, yakni :
- Turuk, yang memiliki arti ikut/ikut serta
- Irruh, dalam bahasa Indonesia memiliki pengertian : heboh/sibuk sendiri
- Mak, merupakan kata depan tambahan yang berarti : tidak
- Majuh, dalam bahasa Indonesia berarti : makan/memakan (yang dalam kellitah ini, memiliki makna “tidak memperoleh apa-apa/tidak mendapatkan bagian)
Secara umum pengertian “TURUK IRRUH MAK MAJUH” memiliki arti, ikut meramaikan tapi tidak mendapatkan apapun juga. Dalam kehidupan sehari-hari kelittah satu ini merupakan penggambaran dan perumpamaan untuk mereka yang hanya ikut sibuk saja mengerjakan sesuatu/memperebutkan sesuatu dengan brisik dan ramai, tapi tidak mendapatkan apapun juga.
Salam sayang dari mami
Tabik

Burung kecil itu biasa disebut BURUNG EMPRIT.
sy pikir tdnya Kercici Penggetasan itu semacam Badai dalam Cangkir, heboh tp ga ngaruh gitu, ternyata bukan, karena cuma sibuk sendiri, tp ga dpt apa-apa. CAPER kali ya hehe