“kellitah” #part 14 “MULUK WAY NYINDANG ANGIN, TANGEH KINDANG KEKALAU”

Spread the love
2,509 Views

Tabik pun

Halloooo semuanya….selamat beraktifitas kembali…

Meskipun saat ini pemerintah sudah mulai memberlakukan “new normal” dan pembukaan  Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) untuk beberapa wilayah, jangan lupa untuk tetap mematuhi ketentuan dan persyaratan yang telah  ditetapkan sesuai dengan standar protokol penanganan covid-19  ya gesss, demi kesehatan kita semua, tetap kenakan masker ketika berada di luar rumah.

Masih membahas tentang lanjutan  “kellitah” dalam kehidupan masyarakat Pesisir Barat Krui ya gesss, penggunaan kellitah-kellitah ini sering kita jumpai, terutama dalam penggambaran situasi kondisi / keadaan seseorang kepada orang lain baik personal maupun umum.

“kellitah” sendiri merupakan istilah atau pribahasa dan perumpamaan dalam bahasa Lampung yang banyak digunakan dan dipakai dalam kehidupan sehari-hari warga Pesisir Barat Krui.

Lanjut  yuuuukk ….ini dia kelittah berikutnya : “MULUK WAY NYINDANG ANGIN, TANGEH KINDANG KEKALAU ”

**

Kelittah satu  ini merupakan perumpamaan  yang melambangkan serta ditujukan  kepada seseorang/kelompok orang/kelompok sosial  yang tidak mudah putus asa dalam melakukan segala sesuatunya, selalu memiliki harapan yang tinggi bahkan untuk hal-hal yang jauh dari jangkauan dan logika sekalipun.

***

Kelittah “MULUK WAY NYINDANG ANGIN, TANGEH KINDANG KEKALAU ”terdiri dari dua kalimat dengan enam  kata dasar  dan satu kata sambung (kindang) dalam Bahas Lampung, yakni :

  • Muluk : yang berarti menangkap sesuatu benda bergerak dengan menggunakan media yang memiliki tekstur lengket seperti getah pepohonan (muluk sendiri dalam kehidupan masyarakat krui, biasa di gunakan untuk menangkap burung di hutan, dengan menggunakan ramuan aneka getah pohon, yang dikenal dengan istilah “muluk burung”), dalam kelittah ini sendiri “muluk” memiliki makna menangkap (menggunakan prangkap)
  • Way : dalam Bahasa Indonesia berarti : air (aliran air/sungai)
  • Nyindang : meliliki arti : menghadang
  • Angin : memiliki pengertian yang sama dalam Bahasa Indonesia (udara yang bergerak)
  • Tangeh : lama/masih lama/masih jauh
  • Kindang : dalam Bahasa Indonesia merupakan  kata sambung antar kalimat/ antar pragrap, yakni  : tapi/tetapi
  • Kekalau : semoga (sesuatu yang diharapkan akan menjadi kenyataan)

Secara umum pengertian “MULUK WAY NYINDANG ANGIN, TANGEH KINDANG KEKALAU ”  memiliki makna yang indah dan sangat dalam, serta mengandung pesan moral yang tinggi, bahwa dalam kondisi apapun, selalu ada harapan dan keajaiban bahkan untuk hal-hal yang tidak mungkin sekalipun.

Salam sayang dari mami

Tabik

Print Friendly, PDF & Email

Related posts