“Desember dan luka yang dipelihara”
By : Elly Dharmawanti #wo_elly
musim penghujan datang nyaris setiap hari
Angin berhembus lebih kencang dari biasanya
Kita bahkan enggan membuka jendela atau melangkahkan kaki menghirup udara senja
Memilih berdiam diri didalam rumah yang luasnya tidak seberapa
Tapi setidaknya iya masih menjadi tempat yang aman untuk meyimpan isi kepala yang tak seberapa. Sementara diluar sana kabar buruk selalu kita terima, Beberapa bencana juga kabar duka.
Tempias hujan menyapa tubuhku dari jendela kamar yang setengah terbuka, dan Seperti biasa kamu masih saja menyapaku sepatah dua patah kata, Yang kadang juga kujawab dengan seperlunya.
Bukan apa apa…
Aku hanya enggan berbasa basi pada sesuatu yang telah lama berlalu, pada sesuatu yang membuat pilu.
Aku hanya ingin menjaga hatiku agar tetap baik baik saja, tetap bahagia dengan cara yang aku bisa.
Sebab Dulu, aku pernah percaya dan memberikannya sepenuh jiwa, tapi nyatanya , kamu hanya ingin singgah dan bermain saja, aku tak berdaya, bahkan hanya untuk menahanmu sebentar saja.
Pada ahirnya..Aku membiarkanmu pergi…hanya itu yang aku bisa.
Aku tidak punya pilihan lain selain merelakan semuanya, dengan begitu aku berharap hatiku jadi lebih lega.
Tapi nyatanya tidak, aku keliru memprediksi kekacauan yang kamu timbulkan tersebab itu, ternyata tidak sesederhana yang aku duga, ternyata hingga kini luka masih utuh terpelihara,.
Ini desemberku
Apakabar desembermu?