Cagar budaya ” batu kepappang” berada di Pekon Kenali Kecamatan Belalau Kabupaten Lampung Barat, tepatnya berada di belakang komplek SD Negeri Kenali dibawah rimbun pepohonan kopi.
Tidak ada hal yang istimewa yang menandakan bahwa di balik pagar belakang Sekolah Dasar tersebut terdapat sebuah monumen, bukti sejarah besar peninggalan para leluhur pada masa sebelum Islam (animisme ) pada masa pimpinan “Uppu Sekekhummong” pemegang tinggi adat pada masa itu, kecuali sebuah nomenklatur marmer persegi empat pemberian Gubernur Sjachroedin ZP.SH pada tahun 2005 yang bertuliskan nama cagar budaya tersebut.

Menurut cerita yang beredar yang dituturkan secara turun temurun kepada masyarakat setempat, konon ” batu kepappang”
Dahulu kala dijadikan sebagai tempat penyemblihan gadis terpilih dengan Kecantikan sempurna sebagai persembahan kepada dewa-dewa, agar daerah tersebut mendapatkan kemakmuran, kesejahtraan ,terhindar dari segala marabahaya.
Dalam bahasa Lampung “kepappang” memiliki arti ” bercabang” berasal dari kata ” pappang” yang berarti “cabang” dengan tambahan awalan di depannya.

Cagar budaya ” batu kepappang” sendiri, merupakan sebuah unggakan batu bercabang, dimana cabang diantara celah batu tersebut konon katanya digunakan sepagai penyangga leher sebelum upacara persembahan dilaksanakan ( sebagai tempat eksekusi)
Gadis terpilih untuk persembahan tersebut dijuluki “IKHAU”, sedangkan prosesi upacara persembahannya dinamakan “IKHAUAN”