“Batu Mikhau” Dan Legenda Si Pahit Lidah

Spread the love
308 Views

“Batu Mikhau” objek wisata yang berlokasi di Pekon Pugung Malaya Kecamatan Lemong ini, bisa di tempuh kisaran 1 jam perjalanan dari ibu Kota Kabupaten Pesisir Barat dengan menggunakan kendaraan roda dua atau empat, dengan pemandangan laut nan indah dan juga perbukitan yang asri di kiri kanan selama perjalanan.

Dan bagi kalian yang sedang melintasi wilayah Pesisir Barat menuju kota Manna Bengkulu, kalian juga akan dengan jelas bisa melihat pantai ini bahkan hanya dari dalam kendaraan yang sedang melintas sekalipun.

Pantai Batu Mikhau merupakan tempat yang asik buat menghabiskan waktu, menikmati keindahan ciptaan yang maha kuasa serta tempat foto yang sangat instragramabel karena selain berhadapan langsung dengan pantai berpasir putih, juga gugusan batu karang yang menjulang tinggi dengan keunikannya masing-masing.

Saat ini Pantai Batu Mikhau sudah mulai di kelola secara swadaya oleh masyarakat setempat, dengan menyediakan beberapa pondok untuk berteduh, tempat parkir yang aman dan pondok-pondok jajanan lokal.

gugusan batu karang di pantai batu mikhau ini, punya kisah dan nama-nama tersendiri. konon katanya tempat ini dahulu kala merupakan wilayah kerajaan yang terhubung dengan kisah ” si pahit lidah” seseorang sakti mandraguna yang semua perkataannya bisa terwujud nyata.

Menurut cerita yang berkembang dimasyarakat setempat, pada zaman dahulu ditempat tersebut sedang berlangsung pesta rakyat dengan segala kemeriahannya, “si pahit lidah” menyaksikan kemeriahan pesta tersebut dari puncak bukit serta berteriak memanggil warga untuk meminta sesuatu, akan tetapi karena jarak yang jauh warga tidak bisa mendengar dan tetap melanjutkan pesta. Hal ini membuat “si pahit lidah” merasa gusar sehingga ia mengutuk seisi kampung menjadi batu.

Hingga kini oleh masyarakat setempat beberapa gugusan batu karang di pantaj Mikhau ini di beri nama sesuai dengan penyerupaan bentuknya, mulai dari batu kebau yakni sebuah batu yang menyerupai hewan kerbau (kebau = kerbau, dalam bahasa indonesia), batu jan merupakan batu yang menyerupai tangga (jan= tangga, dalam bahasa indonesia), batu tala, batu kebayan (pengantin)dan lain-lain sesuai dengan bentuk batu-batu tersebut.

Print Friendly, PDF & Email

Related Posts

Gamolan Pekhing

Spread the love

Spread the love 234 Views Gamolan pekhing adalah alat musik tradisional yang berasal dari Provinsi Lampung khususnya Kabupaten Lampung Barat. Gamolan ini hampir sama dengan alat musik…

Print Friendly, PDF & Email

Hari Kartini, Perempuan Krui Raih Penghargaan Dari Iriana Jokowi

Spread the love

Spread the love 168 Views Pada kesempatan Hari Kartini, 21 April 2022, Ibu Negara Iriana Jokowi memberikan Penghargaan kepada 514 Perempuan Berprestasi diseluruh Kabupaten/Kota di Tanah Air….

Print Friendly, PDF & Email

Reppong Damar Krui

Spread the love

Spread the love 246 Views Repong damar mata kucing (shorea javanica) merupakan bentuk kearipan lokal masyarakat di kabupaten pesisir barat dalam pengelolaan hutan secara turun temurun. Rempong…

Print Friendly, PDF & Email

Pengolahan Getah Damar Di Krui

Spread the love

Spread the love 201 Views Getah damar merupakan resin triterpenoid, mengandung banyak triterpene dan hasil oksidasinya,yang biasa dimanfaatkan dalam pembuatan korek api (untuk mencegah api membakar kayu…

Print Friendly, PDF & Email

“Ikhau” Dan Legenda Pekon Biha

Spread the love

Spread the love 397 Views “ikhau” dan legenda Pekon Biha Pekon/kampung Biha, merupakan salah satu pekon tua yang ada di wilayah Kabupaten Pesisir Barat, tepatnya berada di…

Print Friendly, PDF & Email

Lamban Pesagi, Rumah Adat Lampung Berusia Ratusan Tahun

Spread the love

Spread the love 810 Views Lamban (yang berarti rumah dalam bahasa Lampung) Pesagi terletak di Sukadana Pekon Kenali Kecamatan Belalau Kabupaten Lampung Barat, adalah rumah adat Lampung…

Print Friendly, PDF & Email