Tradisi “mekhur junjung/kegakhau” dalam prosesi pernikahan adat Lampung

Spread the love
189 Views

Tradisi “mekhur junjung/kegakhau” dalam prosesi pernikahan adat Lampung

Masyarakat Lampung termasuk kelompok masyarakat yang masih memegang teguh tradisi dalam melaksanakan upacara pernikahan khususnya di wilayah Kabupaten Pesisir Barat Lampung.

Tidak hanya prosesi, tata cara pelaksanaan, aturan, serta persyaratan pernikahan adat. Ada beberapa rangkaian acara dan prosesi yang harus di lakukan saat melaksanakan pernikahan tersebut salah satunya yang oleh masyarakat Krui dikenal dengan istilah “mekhur junjung”  dan di sebagian wilayah juga dikenal dengan istilah “kegakhau” (wilayah pesisir Utara dan Lemong).

Mekhuh junjung/kegakhau merupan salah satu ritual dalam prosesi pernikahan yang berlaku pada keturunan sai Bathin penyimbang adat, tidak berlaku bagi pernikahan biasa, beberapa perangkat kelengkapan yang diperlukan diantaranya penutup kepala, beras dan ayam jago sebagai perlengkapan utamanya.

Yang perlu dipersiapkan terlebih dahulu dalam  tradisi ritual ini adalah mengurung/kandang ayam jago yang  akan digunakan selama tiga hari tanpa diberi makan (sengaja di buat lapar)  selanjutnya menjelang hari pernikahan juga disiapkan beras yang sudah di cuci bersih dan dikeringkan serta penutup kepala.

Proses mekhuh junjung/kegakhau sendiri biasanya dimulai pagi hari sebelum akad berlangsung, ketika calon pengantin sudah mengenakan busana adat duduk di atas kasur disaksikan oleh tetua serta penyimbang  adat dan keluarga.

prosesi dimulai dengan memasangkan penutup kepala kemudian  salah satu perempuan dari pihak keluarga mempelai mengusap dengan sedikit menekan pundak dan telapak tangan sebelah kanan pengantin terlebih dahulu  sebanyak tujuh kali, dilanjutkan pada bagian sebelah kiri di iringi dengan pembacaan doa dan harapan semoga diberi keselamatan,kebahagian dan keberkahan.

Setelah prosesi ini selesai baru dilanjutkan dengan mengeluarkan ayam jago yang masih dikurung dari dalam sangkar, ayam tersebut digendong dan didekatkan ke atas kepala pengantin yang telah ditaburi dengan beras, dan dibiarkan mematuk beras tersebut sebagai makanan pertamanya setelah keluar dari kandang.

Jika beras yang ditabur diatas kepala pengantin dimakan oleh ayam tersebut itu melambangkan bahwa bahtera rumah tangga calon pengantin kelak akan mendapatkan kebahagian keberkahan serta keselamatan, tapi jika tidak itu dipercaya merupakan pertanda buruk bagi kedua mempelai.

Print Friendly, PDF & Email

Related Posts

“PEDANDANAN ADAT KRUI”

Spread the love

Spread the love 70 Views “PEDANDANAN ADAT KRUI” Pedandanan adat Krui merupakan hiasan yang dipasang dan dipakai di dalam maupun di luar rumah adat Krui pada semua…

Print Friendly, PDF & Email

“Tradisi daduwai dalam prosesi pernikahan adat Lampung”

Spread the love

Spread the love 215 Views Tradisi adat budaya yang telah ada harus tetap dijaga dan dikembangkan agar tidakhilang dengan sendirinya. Salah satu budaya daerah yang hampir hilang…

Print Friendly, PDF & Email

Prosesi Pengukuhan  Pemapah Raja Marga Tenumbang

Spread the love

Spread the love 168 Views Prosesi pengukuhan  pemapah raja marga Tenumbang Prosesi pengukuhan Raja Pemapah Marga Tenumbang dan pengukuhan lamban batu di kediaman  bapak  illarudin di pekon…

Print Friendly, PDF & Email

“Tradisi Hadrah pada masyarakat Krui”

Spread the love

Spread the love 131 Views “Tradisi Hadrah pada masyarakat Krui” Pada awalnya kesenian Hadrah ini hanya digunakan pada orang-orang tertentu atau keluarga keturunan sai Bathin penyumbang adat…

Print Friendly, PDF & Email

“Sesaminan”

Spread the love

Spread the love 178 Views HaloooAssalamualaikum warahmatullahi wa barakatuhApakabar semuanyaSomoga selalu sehat dan dalam lindungan sang pencipta. Kali ini tim jelajah Krui akan membahas tentang salah satu…

Print Friendly, PDF & Email

Nyambai Bathin Marga Bengkunat

Spread the love

Spread the love 293 Views “Nyambai Bathin” merupakan tradisi yang dilaksanakan pada saat “nayuh pangan dawah” yakni prosesi pernikahan dalam adat Sai Bathin yang ada di Pesisir…

Print Friendly, PDF & Email